RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Antonius Tugiyatno SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Yesus melalui Hati Maria.
Saudara–saudari sahabat Resi Dehonian yang dikasihi oleh Tuhan, kita berjumpa kembali dalam Resi renungan singkat Dehonian edisi Selasa 7 November 2023. Kali ini bersama saya Romo Antonius Tugiyatno SCJ dari komunitas Tegal Sari Sumatera Selatan. Kita akan mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan dari Injil Lukas 14:15-24. Marilah kita memulainya dengan membuat tanda kemenangan Tuhan, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan, diantara kita mungkin sudah seringkali menerima undangan ketika ada kerabat yang menikah atau pesta syukur. Begitu pula pada hari ini Yesus mengajarkan perumpamaan tentang suatu undangan yang tidak ditanggapi. Tentu saja kalau kita yang berpesta dan orang-orang pilihan kita yang diundang tidak datang karena kesibukan masing-masing pasti akan membuat hati kita merasa sedih. Saya merenungkan peumpamaan ini dalam sebuah cakupan yang luas diterapkan dalam berbagai konteks bentuk Tuhan menawarkan sukacita bagi orang beriman. Ada dual hal yang saya renungkan:
Pertama tentang undangan menuju kekudusan yang luas dan terbuka bagi seluruh ciptaan.
Dalam perumpamaan ini, seorang tuan rumah mengadakan perjamuan besar dan mengundang banyak orang. Namun, sayangnya, banyak dari mereka yang diundang tersebut menolak dengan berbagai alasan. Tentu saja kita tidak berhenti pada titik orang tidak mau datang, melainkan bersyukur atas Tuan rumah yang murah hati dan tetap tidak kehilangan kebaikannya. Dia mengirim hamba-hamba-Nya untuk mengundang orang-orang yang terpinggirkan, orang-orang miskin, orang-orang cacat, dan orang-orang yang tidak memiliki apa-apa.
Dalam permenungan saya, pesan yang ingin disampaikan Yesus kepada kita adalah bahwa undangan Allah untuk mengalami kasih-Nya adalah selalu terbuka bagi semua orang siapa pun tanpa diskriminasi. Tentu saja dalam konteks ini yang saya renungkan adalah bukan pertama-tama bicara tentang jaminan pesta jasmaniah, tetapi wujud belaskasih juga pengampunan dan tentu jaminan keselamatan. Allah mengundang kita semua untuk datang kepada-Nya dan mengalami kehidupan yang berkelimpahan dalam persekutuan dengan-Nya secara rohani. Tidak peduli latar belakang kita, status sosial, atau kesalahan kita di masa lalu, Allah selalu siap menerima kita dengan kasih-Nya yang tidak terbatas.
Kedua adalah tanggung jawab kita sebagai Umat Allah
Dalam perumpamaan ini, banyak orang menolak undangan tuan rumah karena mereka terlalu sibuk dengan urusan dunia mereka sendiri. Beberapa memiliki alasan bisnis, keluarga, atau harta benda yang baru saja mereka peroleh. Mereka mengabaikan undangan yang begitu istimewa dan melewatkan kesempatan untuk mengalami kehadiran Allah dalam hidup mereka. Kita boleh memiliki segala usaha untuk bertahan hidup agar dapat hidup lebih baik, akan tetapi jangan pernah mengabaikan Tuhan sang pemilik kehidupan itu sendiri. Semoga kita selalu dapat menjawab undangan Tuhan untuk mengalami kasihNya yang berlimpah, bukan pertama-tama kemakmuran hidup jasmaniah tetapi kebahagiaan dunia maupun kebahagiaan abadi yang selalu kita dapati. Semoga Hati Kudus Yesus selalu merajai hati kita.