Buah dari Hati yang Tulus
“Yesus berkata: ‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.’” (Mat 7:15-16a)
Dalam bacaan ini, Yesus memperingatkan kita untuk waspada terhadap mereka yang tampaknya rohani, namun menyembunyikan niat jahat. Mereka tampil manis, berbicara hal-hal rohani, bahkan tampak suci, tetapi hidup mereka menghasilkan buah yang pahit: perpecahan, kesombongan, dan keegoisan.
Yesus tidak mengajak kita menjadi hakim atas sesama, tetapi memberi kita kebijaksanaan untuk mengenali mana yang sejati dan mana yang palsu. Ukuran yang Yesus berikan sangat jelas: “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Buah yang baik hanya bisa lahir dari pohon yang baik—artinya, hati yang benar di hadapan Allah akan menghasilkan sikap dan perbuatan yang membawa damai, kasih, dan kebenaran.
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil bukan hanya untuk waspada terhadap orang lain, tapi juga untuk memeriksa hati kita sendiri. Apakah buah kehidupan kita mencerminkan kasih Tuhan? Apakah kita menjadi pembawa damai, pengampun, dan penggerak kebaikan? Ataukah kita juga, tanpa sadar, menjadi “pohon yang menghasilkan buah yang tidak baik”?
Renungan ini mengajak kita untuk terus bertumbuh dalam relasi dengan Tuhan, agar hidup kita menjadi pohon yang subur dan menghasilkan buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (bdk. Gal 5:22-23).
Marilah kita menimba kekuatan dari doa, Sabda Tuhan, dan sakramen-sakramen Gereja, agar hidup kita benar-benar mencerminkan Kristus yang hidup di dalam kita. Dunia ini membutuhkan saksi, bukan hanya pengkhotbah; dan buah kehidupan kita adalah kesaksian yang paling kuat.