Minggu, 3 Agustus 2025
HARI MINGGU BIASA XVIII
Warna Liturgi: HIJAU
Channel Youtube Paroki St. Stephanus Cilacap
SUMBER RENUNGAN: Buku Ruah; https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
HARI MINGGU BIASA XVIII
Warna Liturgi: HIJAU
Channel Youtube Paroki St. Stephanus Cilacap
SUMBER RENUNGAN: Buku Ruah; https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Ya Allah, bersegeralah menolong aku, Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu. Engkaulah penolong dan pembebasku; Tuhan, janganlah berlambat.
Marilah berdoa: Ya Allah, nyatakanlah senantiasa kemurahanMu kepada kami, hamba-hambaMu, yang bermohon kepadaMu, dan yang mengakui Engkau sebagai pencipta dan pemimpin. Perbaruilah karya ciptaan-Mu dan peliharalah segalanya yang sudah Engkau perbarui itu. Dengan pengantaraan Tuhan kami,...
U: Amin.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2; 2:21-23)
2Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, sungguh kesia-siaan belaka!Segala sesuatu adalah sia-sia. 21Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah mencari hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bagiannya kepada orang lain yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Ini adalah kesia-siaan dan kemalangan yang besar. 22Apakah faedah yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? 23Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati; bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun adalah kesia-siaan!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:1-5.9-11)
Saudara-saudara, 1kamu telah dibangkitkan bersama Kristus. Maka, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah. 2Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 3Sebab kamu telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. 4Kristuslah hidup kita. Apabila Dia menyatakan Diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. 5Karena itu matikanlah dalam dirimu segala yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. 9Janganlah kamu saling mendustai lagi, karena kamu telah menanggalkan manusia lama beserta kelakuannya, 10dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Penciptanya.11dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
S : Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Alleluya
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:13-21)
13Ketika Yesus mengajar orang banyak, salah seorang dari orang banyak itu berkata kepada-Nya, “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan aku.” 14Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau penengah bagi kamu?” 15Kata Yesus lagi kepada orang banyak itu, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu.”
16Kemudian Yesus menyampaikan kepada mereka perumpamaan berikut, “Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. 17la bertanya dalam hatinya, ‘Apakah yang harus aku lakukan, sebab aku tidak mempunyai tempat untuk menyimpan segala hasil tanahku.’ 18Lalu katanya, ‘Inilah yang akan aku lakukan; aku akan merombak lumbung-lumbungku, lalu mendirikan yang lebih besar, dan aku akan menyimpan di dalamnya semua gandum dan barang-barangku. 19Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: ‘Jiwaku, engkau memiliki banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah, dan bersenang-senanglah!’ 20Tetapi Allah bersabda kepadanya, ‘Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari dirimu, dan bagi siapakah nanti apa yang telah engkau sediakan itu?’ 21Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jika ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Siapa yang belum pernah dengar atau membaca tentang Aristoteles Socrates Onassis? Dialah raja kapal berkebangsaan Yunani yang sangat kondang pada abad ke-20. Bukan hanya menguasai kapal pesiar multi nasional, tetapi juga sejumlah pesawat pribadi, apartemen mewah dan hotel-hotel besar di beberapa kota besar di dunia serta koleksi seni super mahal dan sejumlah pulau pribadi. Cucunya masih mampu menyandang gelar milyader super kaya di dunia. Lewat kekayaannya si Raja Kapal itu juga mampu menggaet mantan first lady AS, Jacqueline Kennedy.
Meski demikian, anggota keluarganya mengalami kejadian-kejadian yang tak mampu diatasinya. Putranya yang masih berumur 24 tahun, tewas dalam kecelakaan pesawat. Musibah ini menggoncangkan keluarga Onassis: Kedua orangtuanya tidak bisa menerima kejadian itu. Thina Onassis, ibunya bunuh diri karena tidak tahan menderita batin. Dua tahun kemudian Onassis sakit parah dan meninggal. Ternyata kekayaan duniawi tidak mampu “membeli” kesehatan dan kebahagiaan!
Orang kaya yang diceriterakan YESUS dengan perumpamaan dalam Bacaan Injil hari ini, terjebak dalam keyakinan bahwa “harta kekayaan adalah segalanya; uang mampu membeli apa saja dan siapa saja”. Karena itu, ia melipatgandakan lumbungnya untuk menimbun gandum dan mendirikan gudang untuk menyimpan hartanya. Ia menganggap kekayaannya itu mampu menjamin hidupnya yang panjang. Tetapi terhadap orang serakah itu Firman ALLAH bersabda: “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan ALLAH.” (Luk.12: 20, 21).
Ternyata harta, kekayaan, uang dan sejumlah barang serta bangunan mewah sekali pun tidak mampu menyelamatkan hidup seseorang. Umur ternyata tidak bisa dibeli! Hanya TUHAN-lah, Sumber Kehidupan, yang mampu menjamin dan menyelamatkan hidup kita. Dan harta yang diperoleh itu pun tidak bisa dibawa mati!
Kitab Pengkotbah dalam Bacaan Pertama, mengkritisi juga sikap orang yang hanya memikirkan untuk menumpuk terus harta duniawi itu: “Kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia….. Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya?” (Pkh.1: 2; 2: 22).
Demikian pula Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua, mengingatkan kita yang telah dibangkitkan bersama KRISTUS melalui Sakramen Baptis dan sakramen lainnya, agar kita mencari perkara-perkara yang di atas, di mana KRISTUS ada, duduk di sebelah kanan ALLAH. “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi……. Karena itu, matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.” (Kol.3: 2,5).
Apakah dengan demikian kita tidak boleh mencari harta duniawi dan menjadi kaya? Tidak demikian. TUHAN saja mengharapkan kita untuk bekerja dan dengan bekerja keras dan jujur kita akan memperoleh hasil. Bila kita pandai mengelola maka hasil jerih payah kita itu mampu menjadikan kita orang kaya. Kaya boleh asalkan “kaya di hadapan ALLAH.” (lihat Luk.12: 21).
Kaya di hadapan ALLAH, yaitu bila kekayaannya itu diperoleh melalui bekerja dengan keras, jujur dan bukan melalui jalan penipuan, manipulasi, korupsi atau merampas hak orang lain. Dengan demikian cara memperoleh kekayaan harus sah, tidak bertentangan dengan peraturan publik serta tidak melanggar etika dan moralitas. Lalu kekayaan yang diperoleh itu harus dipergunakan dengan benar, artinya tidak hanya dengan rakus dan egois dinikmati sendiri, melainkan secara suka rela juga dibagikan kepada orang lain, khususnya yang miskin dan terbelakang. Kaya di hadapan ALLAH, artinya juga ada keseimbangan antara mencari harta duniawi dengan mencari harta surgawi.
Mahatma Gandhi pernah mengatakan: “Dunia ini sanggup memenuhi kebutuhan setiap manusia, namun tidak untuk kerakusannya”.
Bagaimana kita sendiri bersikap terhadap harta kekayaan? Apakah orientasi hidup kita didominasi oleh sifat dan sikap yang serakah? Egois?
Bersama Santo Ignasius dari Loyola (1491-1556), pendiri Orde Jesuit, yang kita peringati pesta namanya hari ini bersama para biarawan Jesuit dan seluruh komunitas Ignasian, marilah kita memperkuat batin kita dengan mengolah rohani kita melalui “Latihan Rohani” yang telah dirintis oleh Ignasius dan kawan-kawannya dan sampai sekarang dijalani oleh para calon imam Jesuit serta juga para awam yang ingin mencoba membentengi batin mereka melawan kekuatan si jahat. Seperti Ignasius, yang dulunya seorang perajurit lalu meninggalkan segala gemerlap duniawinya sebagai bangsawan dan masuk ke dalam hidup membiara untuk memperkokoh batinnya dan mempersembahkan seluruh hidupnya hanya demi kemuliaan TUHAN yang lebih besar, marilah kita berani melawan segala hawa nafsu keserakahan duniawi yang dapat menjerumuskan hidup kita ke dalam api neraka. Semboyan hidupnya yang terkenal adalah “Ad Maiorem Dei Gloriam” (AMDG) = Demi Kemuliaan ALLAH yang lebih besar: Ini berarti apa pun yang kita pikirkan, kita rencanakan dan kita kerjakan harus satu tujuannya ialah: Demi Kemuliaan ALLAH, bukan demi kemashuran nama diri kita sendiri.
Ya YESUS, bimbinglah aku dengan ROH KUDUS-MU agar segala sesuatu yang aku lakukan dapat menjadikan aku kaya di hadapan ALLAH. Jangan biarkan aku jatuh dalam sifat serakah. Berilah aku kepekaan sosial serta bela rasa yang tinggi. Santo Ignasius dari Loyola, tularkanlah semangat perjuanganmu dan kerendahan hatimu kepadaku. Amin.