Selasa, 1 Juli 2025
Pekan Biasa XIII
Warna Liturgi: Hijau
Channel Youtube Paroki St. Stephanus Cilacap
SUMBER RENUNGAN: Buku Ruah; https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Pekan Biasa XIII
Warna Liturgi: Hijau
Channel Youtube Paroki St. Stephanus Cilacap
SUMBER RENUNGAN: Buku Ruah; https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Mataku tertuju kepada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu. Bebaskanlah aku dan kasihanilah aku.
Marilah berdoa: Allah Bapa Raja kedamaian, Semoga Kauhalau segala paksaan dan penindasan Dari dunia kami ini. Curahkanlah Roh-Mu, agar terusirlah Rasa dendam, benci, dan iri hati Da perbaharuilah dunia dan kami Dalam kedamaian sejati. Demi Yesus ….
U: Amin.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kejadian
15Pada suatu pagi, di saat fajar menyingsing dua malaikat Tuhan mendesak Lot, agar segera berangkat, katanya, “Bangunlah, bawalah istrimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan sampai mati lenyap karena kedurjanaan kota ini.” 16Ketika Lot berlambat-lambat, maka tangannya, tangan istri dan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab Tuhan hendak mengasihani dia. Lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. 17Kemudian berkatalah salah seorang dari mereka, “Larilah, selamatkanlah dirimu. Janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun di Lembah Yordan. Larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati binasa.” 18Kata Lot kepada mereka, “Janganlah kiranya demikian, Tuanku. 19Sungguh, hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan Tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku. Tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, aku pasti tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku. 20Lihatlah di sana ada kota yang cukup dekat, kota itu kecil! Izinkanlah aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara.”
21Sahut malaikat. itu kepadanya, “Baiklah, permintaanmu ini pun kukabulkan. Kota yang kausebut itu takkan kujungkirbalikkan! 22Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana.” Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar. 23Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar.
24Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api dari langit atas Sodom dan Gomora. Api itu berasal dari Tuhan. 25Tuhan menunggangbalikkan kota-kota itu, dan seluruh Lembah Yordan serta semua penduduk kota dan tumbuh-tumbuhan di ladang. 26Tetapi istri Lot yang berjalan di belakang suaminya, menoleh ke belakang, lalu berubahlah ia menjadi tiang garam.
27Pagi-pagi Abraham pergi ke tempat ia berdiri di hadapan Tuhan. 28la memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan. Maka dilihatnya asap dari bumi membumbung ke atas seperti asap dari dapur peleburan.
29Pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, Allah ingat akan Abraham, sehingga la menyelamatkan Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan-Nya itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
Janganlah mencabut nyawaku bersama- sama orang berdosa, atau memotong hidupku bersama-sama penumpah darah, yang pada tangannya melekat perbuatan mesum, dan tangan kanannya menerima suapan.
Tetapi aku ini hidup dalam ketulusan; bebaskanlah aku dan kasihanilah aku. Kakiku berdiri di tanah yang rata; aku mau memuji Tuhan dalam jemaat.
S : Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku mengharapkan sabda-Nya. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
23Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu, dan murid-murid-Nya mengikuti Dia. 24Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu ditimbus gelombang. Tetapi Yesus tidur.
25Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya, “Tuhan, tolonglah, kita binasa!” 26Yesus berkata kepada mereka, “Mengapa kalian takut, hai orang yang kurang percaya!” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau. Maka danau menjadi teduh sekali. 27Dan heranlah orang-orang itu, katanya, “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Dalam Injil Matius 8:23-27, kita melihat Yesus bersama para murid-Nya naik ke perahu. Tiba-tiba, badai besar datang mengombang-ambingkan perahu mereka, sementara Yesus tertidur. Para murid yang panik membangunkan-Nya dan berseru, “Tuhan, tolonglah! Kita binasa!”
Reaksi para murid sangat manusiawi—mereka takut. Padahal mereka bersama Yesus, Sang Mesias. Namun badai itu membuat mereka lupa siapa yang ada di tengah-tengah mereka. Yesus pun bangun dan menegur mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu Ia menghardik angin dan danau, dan semuanya menjadi teduh.
Perikop ini menggambarkan situasi hidup kita. Ada kalanya kita merasa aman, tetapi tiba-tiba datang badai—masalah keluarga, kesehatan, pekerjaan, atau krisis iman. Seperti murid-murid, kita pun panik, takut, bahkan merasa Tuhan seolah diam saja.
Namun, pesan penting dari Injil ini adalah: Yesus tidak pernah meninggalkan kita. Ia hadir dalam perahu hidup kita, bahkan ketika tampaknya sedang “tertidur.” Ketika badai datang, kita diajak untuk tidak fokus pada besarnya badai, tetapi pada siapa yang bersama kita di dalam perahu.
Yesus mengajarkan kita bahwa iman sejati tumbuh bukan saat keadaan tenang, melainkan justru di tengah badai. Ketika kita tetap percaya dan berharap pada-Nya di tengah ketakutan dan ketidakpastian, saat itulah iman kita diuji dan dikuatkan.
Setelah badai diredakan, para murid berkata dengan takjub: “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?” Semoga kita pun memiliki kekaguman dan iman yang sama, karena kita menyembah Tuhan yang berkuasa atas segalanya.
Hari ini, mari kita percayakan perahu hidup kita kepada Yesus. Biarlah Dia yang memimpin dan meneduhkan badai, sementara kita tetap setia dan percaya.
Tuhan Yesus, Engkaulah Tuhan atas angin dan badai. Saat hidup kami diombang-ambingkan masalah dan ketakutan, ajarilah kami untuk tidak goyah, tetapi percaya pada kuasa dan kasih-Mu. Teguhkan hati kami untuk tetap berharap, bahkan ketika seolah-olah Engkau diam. Bangkitlah dalam perahu hidup kami, Tuhan, dan teduhkan setiap kekhawatiran kami. Kami serahkan seluruh hidup ini ke dalam tangan-Mu. Jadikan kami pribadi yang kuat dalam iman dan damai dalam menghadapi segala badai. Sertailah kami selalu, ya Tuhan, sampai akhir. Dalam nama-Mu kami berdoa. Amin.