Jumat, 4 Juli 2025
Pekan Biasa XIII
Warna Liturgi: Hijau
Channel Youtube Paroki St. Stephanus Cilacap
SUMBER RENUNGAN: Buku Ruah; https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Pekan Biasa XIII
Warna Liturgi: Hijau
Channel Youtube Paroki St. Stephanus Cilacap
SUMBER RENUNGAN: Buku Ruah; https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab la baik! Kekal abadi kasih setia- Nya.
Marilah berdoa: Allah Bapa maha penyayang, Engkau membuka pintu kerajaan surga bagi para pemungut cukai dan orang berdosa. Kami mohon dengan rendah hati, semoga kami mengakui, bahwa hanya rahmat-Mulah yang mampu menghidupi kami. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami, yang….
U: Amin.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kejadian
1Sara, istri Abraham, hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya. 2Kemudian Sara meninggal di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan. Lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. 3Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan jenazah istrinya, lalu berkata kepada orang-orang Het, 4Aku sini orang asing dan pendatang di antaramu. Berikanlah kiranya kepadaku sebuah kuburan di tanahmu ini, supaya aku dapat mengantarkan dan menguburkan istriku yang telah meninggal.” 19Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, istrinya, di dalam gua di ladang Makhpela, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.
1Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati Tuhan dalam segala hal. 2Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua di rumahnya, yang diberi kuasa atas segala miliknya, katanya, “Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, 3supaya aku mengambil sumpahmu. Demi Tuhan, Allah yang empunya langit maupun bumi, janganlah engkau mengambil seorang istri bagi anakku dari antara wanita negeri Kanaan tempat aku tinggal ini. 4Tetapi engkau harus pergi ke negeriku, kepada sanak saudaraku, untuk mengambil seorang istri bagi Ishak, anakku.” 5Lalu berkatalah hamba itu kepadanya, “Mungkin wanita itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini? Haruskah aku membawa anakmu ke negeri asal Tuanku itu?” 6Abraham lalu berkata, “Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana! 7Tuhan, Allah yang empunya langit, telah memanggil aku dari rumah ayahku dan dari negeri sanak saudaraku. la telah bersabda dan bersumpah kepadaku, ‘Negeri ini akan Kuberikan kepada keturunanmu.’ Dialah yang akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang istri dari sana untuk anakku. 8Tetapi jika wanita itu tidak mau mengikuti engkau, maka bebaslah engkau dari sumpahmu kepadaku ini. Hanya saja, janganlah anakku kaubawa kembali ke sana.”
62Beberapa waktu kemudian Ishak datang dari arah sumur Lakhai-Roi; ia tinggal di tanah Negeb. 63Menjelang senja Ishak keluar untuk berjalan- jalan di padang. la melayangkan pandangannya, dan melihat ada unta- unta datang mendekat. Itulah hamba Abraham yang kembali dari negeri tuannya dan membawa serta Ribka, calon istri Ishak. 64Ribka juga melayangkan pandangannya dan melihat Ishak. Segera Ribka turun dari untanya 65dan bertanya kepada hamba Abraham, “Siapakah orang yang berjalan di padang menuju kita itu?” Jawab hamba itu, “Dialah tuanku.” Lalu Ribka mengenakan telekungnya dan menyelubungi diri. 66Kemudian hamba itu menceritakan kepada Ishak segala yang dilakukannya. 67Maka Ishak mengantar Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi istrinya. Ishak mencintai Ribka, sehingga ia terhibur atas kematian ibunya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab la baik! Kekal abadi kasih setia- Nya. Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan, dan memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?
Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu, supaya aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan- Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama milik pusaka-Mu.
S : Datanglah pada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan membuat kalian lega.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
9Pada suatu hari Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku.” Matius segera berdiri dan mengikuti Yesus. 10Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. 11Melihat itu, orang-orang Farisi berkata kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” 12Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang sakit. 13Maka pelajarilah arti sabda ini: ‘Aku menginginkan belas kasihan, bukan persembahan.’ Aku datang bukannya untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Dalam perikop ini, Yesus memanggil Matius, seorang pemungut cukai, untuk menjadi murid-Nya. Pemungut cukai pada zaman itu dikenal sebagai orang yang dianggap berdosa dan pengkhianat bangsa, karena mereka bekerja untuk penjajah Romawi dan sering berlaku tidak adil. Namun Yesus, justru memilih Matius—bukan orang yang saleh atau terpandang, melainkan seseorang yang dipandang hina oleh masyarakat.
Reaksi Matius sungguh luar biasa. Ia langsung bangkit dan mengikuti Yesus. Tanpa syarat, tanpa tunda. Panggilan itu mengubah hidupnya selamanya. Di kemudian hari, Matius bukan hanya menjadi murid, tetapi juga menjadi penulis Injil yang menuntun banyak orang kepada Kristus.
Peristiwa ini menegaskan bahwa Tuhan tidak memanggil orang yang sempurna, tetapi Ia menyempurnakan orang yang dipanggil-Nya. Kita semua dipanggil, meskipun kita memiliki masa lalu yang berdosa, kelemahan, dan kekurangan. Tuhan melihat potensi dalam diri kita, bukan kegagalan kita.
Ketika Yesus makan bersama para pemungut cukai dan orang berdosa, para ahli Taurat mengkritik-Nya. Tapi Yesus menjawab dengan tegas: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit… Aku menghendaki belas kasihan dan bukan persembahan.” Ini adalah pengingat bahwa kasih dan belas kasihan lebih penting daripada penampilan religius yang kosong.
Kita sering kali mudah menghakimi orang lain atau merasa diri lebih baik. Tetapi Injil hari ini mengingatkan kita: Kita semua berdosa dan membutuhkan belas kasihan Tuhan. Kita semua adalah “Matius” yang dipanggil untuk bangkit dan mengikuti Dia, meninggalkan kehidupan lama, dan menjadi saksi kasih-Nya.
Jangan tunggu sampai kita merasa “layak” untuk datang kepada Tuhan. Dia memanggil kita hari ini, sebagaimana adanya kita. Mari kita menjawab dengan hati yang terbuka.
Tuhan Yesus yang penuh belas kasih, terima kasih karena Engkau memanggil kami bukan karena kami layak, tetapi karena Engkau mengasihi kami. Seperti Matius, kami pun berdosa dan lemah, namun Engkau melihat nilai dalam diri kami. Tolonglah kami untuk bangkit dari kehidupan lama dan mengikuti-Mu dengan setia. Bentuklah hati kami agar penuh belas kasih, tidak menghakimi, dan mampu mencintai seperti Engkau mencintai. Jadikan hidup kami kesaksian nyata akan karya kasih dan pengampunan-Mu. Kami serahkan hidup kami dalam panggilan-Mu, Tuhan. Jadilah kehendak-Mu atas kami. Amin.