KAMIS, 26 Juni 2025
Pekan Biasa XII
Warna Liturgi: Hijau
Channel Youtube Paroki Cilacap
SUMBER RENUNGAN: https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Pekan Biasa XII
Warna Liturgi: Hijau
Channel Youtube Paroki Cilacap
SUMBER RENUNGAN: https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih setia-Nya
Marilah berdoa: Allah Bapa Yang Maha Kuasa, Engkau senantiasa mendengarkan doa orang yang tertindas. Ajarilah kami untuk mengandalkan kuat kuasa-Mu saat kami mengalami kesulitan dan beban kehidupan. Dengan pengantaraan Tuhan kami, ....
U: Amin.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kejadian
(16:1) Sarai, istri Abram, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. (16:2) Berkatalah Sarai kepada Abram, "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu hampirilah hambaku itu; mungkin dari dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. (16:3) Jadi Sarai, istri Abram, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi istrinya. Ketika itu Abram telah sepuluh tahun tinggal di Kanaan. (16:4) Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketiga Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya. (16:5) Maka berkatalah Sarai kepada Abram, “Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu. Akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu; tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah aku; Tuhan kiranya menjadi hakim antara aku dan engkau.” (16:6) Kata Abram kepada Sarai, “Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya sesuka hatimu.” Lalu Sarai istri Abram menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.
(16:7) Lalu Malaikat Tuhan menjumpai Hagar di dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. (16:8) Kata malaikat itu, “Hagar, hamba Sarai, engkau datang dari mana dan mau pergi ke mana?” Jawab Hagar, “Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.” (16:9) “Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah dirimu ditindas di bawah kekuasaannya.” (16:10) Lagi kata malaikat Tuhan itu, “Aku akan menjadikan keturunanmu sangat banyak, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” (16:11) Kemudian malaikat Tuhan itu berkata lagi, “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau akan menamainya Ismael, sebab Tuhan telah mendengar penindasan yang kaualami. (16:12) Anakmu itu akan menjadi seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar. la akan melawan tiap-tiap orang, dan tiap-tiap orang akan melawan dia; di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.” (16:15) Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram, dan Abram menamainya Ismael. (16:16) Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab la baik! Kekal abadi kasih setia- Nya. Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan, dan memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?
Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu, supaya aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama milik pusaka-Mu.
U : Alleluya, alleluya
S : Barang siapa mengasihi Aku, akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata, (7:21) “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di Surga. (7:22) Pada hari terakhir banyak orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga?’ (7:23) Pada waktu itu Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata, ‘Aku tidak pernah mengenal kalian! Enyahlah dari pada-Ku, kalian semua pembuat kejahatan!” (7:24) Setiap orang yang mendengar perkataan-ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas. (7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh, sebab didirikan di atas wadas. (7:26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. (7:27) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga robohlah rumah itu, dan hebatlah kerusakannya.” (7:28) Setelah Yesus mengakhiri perkataan-Nya ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran- Nya, (7:29) sebab la mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, bukan seperti ahli-ahli Taurat mereka.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus
“Yesus berkata: Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.” (Mat 7:21)
Perkataan Yesus ini sangat tegas dan mendalam. Ia mengingatkan bahwa iman sejati tidak hanya dinyatakan lewat kata-kata atau aktivitas keagamaan, tetapi melalui ketaatan yang nyata kepada kehendak Allah. Banyak orang bisa terlihat rohani dari luar, namun Tuhan melihat hati dan perbuatan yang sungguh mencerminkan kasih dan ketaatan.
Yesus melanjutkan dengan perumpamaan tentang dua orang: yang satu membangun rumah di atas batu, yang lain di atas pasir. Ketika badai datang, hanya rumah yang dibangun di atas batu yang tetap berdiri. Batu itu adalah sabda Tuhan yang didengar dan dilakukan. Ini adalah dasar yang kokoh dalam hidup rohani kita.
Tantangan hidup, cobaan, dan pencobaan akan datang—itulah badai kehidupan. Iman yang dangkal dan hanya sebatas ucapan tidak akan mampu bertahan. Tetapi iman yang diwujudkan dalam ketaatan, kesabaran, dan kasih kepada sesama akan membawa kekuatan dan keteguhan.
Renungan ini mengajak kita bertanya: Apakah kita hanya mengenal Tuhan lewat kata-kata atau sudah sungguh hidup dalam kehendak-Nya? Apakah hidup kita dibangun di atas batu, yakni sabda-Nya, atau masih di atas pasir, yaitu keinginan dan logika dunia?
Yesus mengakhiri ajaran-Nya dengan otoritas, dan orang-orang pun takjub. Ia tidak hanya mengajarkan teori, tetapi menjadi teladan hidup dari kehendak Allah itu sendiri. Kita pun dipanggil menjadi murid yang tidak hanya mendengar, tetapi melakukan.
Mari membangun hidup kita di atas fondasi iman yang kokoh: sabda Tuhan yang kita renungkan, hayati, dan wujudkan setiap hari dalam kasih, keadilan, dan kerendahan hati.
Tuhan Yesus, ajarlah aku untuk tidak hanya mendengar sabda-Mu, tetapi juga melakukannya dalam hidup sehari-hari. Kuatkan aku untuk menjadi pelaku kehendak-Mu, meski jalan itu tidak selalu mudah. Jadikan sabda-Mu dasar hidupku, batu karang yang teguh saat badai datang. Bentuklah hatiku agar setia, jujur, dan rendah hati dalam mengikuti-Mu. Semoga hidupku menjadi kesaksian nyata akan kasih dan kebenaran-Mu. Dalam nama-Mu yang kudus, aku berdoa. Amin