Senin, 14 Juli 2025
Pekan Biasa ke-XV
Warna Liturgi: Hijau
Channel Youtube Paroki St. Stephanus Cilacap
SUMBER RENUNGAN: Buku Ruah; https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Pekan Biasa ke-XV
Warna Liturgi: Hijau
Channel Youtube Paroki St. Stephanus Cilacap
SUMBER RENUNGAN: Buku Ruah; https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Penolong kita ialah Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
Marilah berdoa: Allah Bapa mahakuasa dan kekal, perkenankanlah kami mengenal suara sabda-Mu dan selanjutnya menyesuaikan suara kami dengan suara Sabda itu, ialah Yesus Kristus Putra-Mu, ….
U: Amin.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Keluaran (1:8-14.22)
8Pada waktu itu tanah Mesir diperintah oleh raja baru yang tidak mengenal Yusuf. 9Berkatalah raja itu kepada rakyatnya, “Lihat, bangsa Israel itu sangat banyak, dan jumlahnya lebih besar daripada kita. 10Marilah kita bertindak terhadap mereka dengan bijaksana, agar mereka jangan semakin bertambah banyak. Jangan-jangan, jika terjadi peperangan, mereka bersekutu dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari sini.” 11Maka pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas orang-orang Israel, untuk menindas mereka dengan kerja paksa. Mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. 12Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembanglah mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. 13Maka dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, 14dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat. Mereka dipaksa mengerjakan tanah liat dan membuat batu bata. Juga berbagai-bagai pekerjaan di padang; ya segala macam pekerjaan dengan kejam dipaksakan oleh orang Mesir kepada mereka itu. 22Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya, “Setiap anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani lemparkanlah ke dalam Sungai Nil. Tetapi anak- anak perempuan biarkanlah hidup.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Jikalau bukan Tuhan yang memihak pada kita, berkata demikian, – biarlah Israel – jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!
Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap, jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
S : Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah. Alleluya
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
Pada suatu hari Yesus bersabda kepada kedua belas murid-Nya, 34“Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. 35Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, 36dan musuh orang ialah seisi rumahnya.
37Barang siapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barang siapa mengasihi putranya atau putrinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. 38Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. 39Barang siapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barang siapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperolehnya kembali. 40Barang siapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. 41Barang siapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barang siapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. 42Dan barang siapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya.”
1Setelah Yesus selesai mengajar kedua belas rasul-Nya, la pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Perkataan Yesus dalam Matius 10:34 seringkali mengejutkan kita: “Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” Apakah ini bertentangan dengan gambaran Yesus sebagai Raja Damai?
Sesungguhnya, Yesus tidak mengajarkan kekerasan, tetapi Ia mengingatkan bahwa Injil membawa konfrontasi dengan dunia. Ketika seseorang memilih Yesus sebagai pusat hidupnya, kadang ia harus berani berbeda, bahkan dari keluarganya sendiri. Kasih kepada Kristus menuntut keutamaan dibanding kasih kepada orang tua, anak, atau saudara. Ini bukan ajakan untuk memutuskan relasi, melainkan panggilan untuk mengutamakan kebenaran Injil meski menimbulkan ketegangan.
Mengikut Kristus berarti memikul salib—artinya, siap menderita, ditolak, bahkan dikhianati karena iman. Tapi Yesus tidak hanya menuntut, Ia juga berjanji: “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Ini adalah janji kehidupan sejati, kehidupan kekal bersama-Nya.
Kemudian dalam Matius 11:1, Yesus menyelesaikan pengajaran-Nya kepada murid-murid dan melanjutkan pelayanan-Nya. Ia tidak hanya mengajar dengan kata-kata, tetapi juga memberi teladan dengan tindakan. Sebagai murid-murid Kristus, kita pun dipanggil untuk tidak hanya mendengar, tetapi hidup dalam ketaatan dan kesetiaan, walaupun itu berarti menanggung ketidaknyamanan dan penderitaan.
Renungan ini mengajak kita bertanya: Apakah aku sudah mengutamakan Kristus di atas segalanya? Apakah aku bersedia menanggung risiko demi kebenaran Injil? Atau aku masih takut kehilangan kenyamanan, status sosial, atau penerimaan dari orang terdekat?
Marilah kita mohon rahmat keberanian untuk hidup sebagai murid sejati, yang tidak hanya mengikut Kristus saat nyaman, tetapi juga dalam penderitaan.
Tuhan Yesus, Engkau datang bukan untuk membawa damai yang semu, tetapi kebenaran yang menyelamatkan. Berilah aku hati yang berani untuk mengikut Engkau, meski harus berhadapan dengan perpecahan atau penderitaan. Ajarku untuk lebih mengasihi-Mu daripada siapa pun di dunia ini. Teguhkan langkahku agar tidak goyah ketika salib datang menghampiri. Buatlah hidupku menjadi kesaksian kasih dan kebenaran-Mu. Semoga aku selalu setia mengikuti Engkau hingga akhir hidupku. Terima kasih atas pengajaran-Mu hari ini, ya Tuhan. Dalam nama-Mu yang kudus, aku berdoa. Amin.