Sabtu, 12 Juli 2025
Pekan Biasa ke-XIV
Warna Liturgi: Hijau
Channel Youtube Paroki St. Stephanus Cilacap
SUMBER RENUNGAN: Buku Ruah; https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Pekan Biasa ke-XIV
Warna Liturgi: Hijau
Channel Youtube Paroki St. Stephanus Cilacap
SUMBER RENUNGAN: Buku Ruah; https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah karya-Nya di antara para bangsa.
Marilah berdoa: Allah sumber cinta kasih, kami telah menerima cinta kasih-Mu kepada umat manusia dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu. Kami mohon perkenankanlah kami mengikuti Dia dan mewujudkan cinta kasih-Nya dalam segala tindak-tanduk kami. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, ....
U: Amin.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kejadian
29Waktu akan meninggal, Yakub berpesan kepada anak-anaknya, “Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua di ladang Efron, orang Het itu, 30dalam gua di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, yaitu ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik keluarga. 31Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, istrinya; di situ pula dikuburkan Ishak beserta Ribka, istrinya, 32dan di situlah juga kukuburkan Lea. Ladang dengan gua di sana telah dibeli dari orang Het.”
15Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka, “Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalas kita sepenuhnya, atas segala kejahatan yang telah kita lakukan terhadapnya.” 16Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf, “Sebelum ayahmu meninggal, ia telah berpesan, 17Beginilah hendaknya kalian katakan kepada Yusuf. Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu.”” Ketika permintaan disampaikan kepadanya, menangislah Yusuf. 18Saudara-saudara Yusuf pun datang sendiri-sendiri dan sujud di depannya serta berkata, “Kami datang untuk menjadi budakmu.” 19Tetapi Yusuf berkata, “Janganlah takut, sebab aku bukan pengganti Allah. 20Memang kalian telah membuat rencana yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mengubahnya menjadi kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. 21Maka janganlah takut. Aku akan menanggung makanmu dan juga makan anak- anakmu.” Demikianlah Yusuf menghiburkan saudara-saudaranya dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.
22Yusuf tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya. la hidup seratus sepuluh tahun. 23Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf. 24Waktu akan meninggal, berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya, “Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kalian dan membawa kalian keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak, dan Yakub.” 25Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya, “Tentu Allah akan memperhatikan kalian. Pada waktu itu kalian harus membawa tulang-tulangku dari sini.” 26a Kemudian Yusuf meninggal dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukacita orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
S : Berbahagialah kalian, kalau dicaci maki demi Yesus Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
Pada waktu itu Yesus bersabda kepada kedua belas murid-Nya, 24“Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. 25Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.
26Jadi, janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu, karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui. 27Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah. 28Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
29Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun akan jatuh tanpa kehendak Bapamu. 30Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. 31Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit. 32Barang siapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di Surga. 33Tetapi barang siapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-Ku yang di Surga.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Dalam ajaran-Nya, Yesus berkata, “Janganlah kamu takut” (Mat 10:26,28), ttp juga Dia berkata, “Takutlah” (Mat 10:28). Janganlah takut menghadapi para pendengarmu; janganlah takut akan apa yang akan dikatakan orang-orang; janganlah takut bahkan kepada orang-orang yang akan membunuh kamu, kata Yesus.
Namun “… takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka” (Mat 10:28), artinya takut kepada Allah. Kita harus memiliki keprihatinan atas apa yang dipikirkan Allah tentang diri kita.
Ingatlah bahwa semakin kita merasa dekat dengan Allah, semakin baiklah kita. Hal tersebut mengubah kita menjadi seorang pribadi yang lebih baik.
Ketika Yesus berkata bahwa kita harus takut kepada Allah, Dia juga mengatakan bahwa kita tidak usah takut kepada Bapa surgawi karena Dia adalah “seorang” Bapa yang sangat mengasihi kita anak-anak-Nya.
Dengan demikian kita harus menarik suatu garis keseimbangan yang baik antara rasa takut dan cintakasih. Apabila cintakasih itu riil, maka jelas hal itu berarti kurangnya hal-hal yang ditakuti, kita tidak merasa takut ketahuan dan tertangkap basah, kita jujur dengan dengan pribadi yang sungguh kita kasihi.
Namun kita juga takut: takut untuk menyakiti orang yang kita kasihi, takut untuk menjadi egois atau tidak jujur atau tidak setia. Cintakasih yang sejati mengandung suatu rasa takut di dalamnya: rasa takut bahwa pada suatu hari saya dapat mengabaikan orang yang sangat saya kasihi.
Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, hari ini kami memperingati Santo Bonaventura. Semoga hati dan budi kami diterangi oleh pengetahuannya yang cemerlang, dan hati kami dikobarkan oleh cinta kasihnya. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.