Selasa, 5 Agustus 2025
Pekan Biasa XVIII
Warna Liturgi: Hijau
Channel Youtube Paroki St. Stephanus Cilacap
SUMBER RENUNGAN: Buku Ruah; https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Pekan Biasa XVIII
Warna Liturgi: Hijau
Channel Youtube Paroki St. Stephanus Cilacap
SUMBER RENUNGAN: Buku Ruah; https://penakatolik.com/ dan https://www.youtube.com/@SalamFreshJuice
Janganlah Kaubuang aku dari hadapan-Mu, janganlah kauambil roh-Mu yang kudus dari padaku.
Marilah berdoa: Allah Bapa Yang Maha Rahim, orang yang mengimani Engkau takkan Kaubiarkan binasa. Semoga kami senantiasa percaya kepada Yesus, Putra-Mu, dengan mengakui dan menaati sabda-Nya. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa,....
U: Amin.
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Bilangan (12:1-13)
Sekali peristiwa 1Miryam dan Harun menaruh syak terhadap Musa karena wanita Kush yang diperistrinya. Memang Musa telah memperistri seorang wanita dari Kush. 2Kata mereka, “Benarkah Tuhan bersabda dengan perantaraan Musa saja? Bukankah la juga bersabda dengan perantaraan kita?” Hal itu didengar oleh Tuhan. 3Adapun Musa, dia itu seorang yang sangat lembut hatinya melebihi siapa pun di atas bumi. 4Lalu tiba-tiba bersabdalah Tuhan kepada Musa, Harun, dan Miryam, “Keluarlah kalian bertiga ke Kemah Pertemuan.” Maka keluarlah mereka
bertiga. 5Lalu turunlah Tuhan dalam tiang awan dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam. Dan mereka berdua tampil. 6Lalu bersabdalah Tuhan, “Dengarkanlah sabda-Ku ini. Jika diantara kalian ada seorang nabi, maka Aku, Tuhan, menyatakan Diri-Ku kepadanya dalam penglihatan. Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. 7Bukan demikianlah halnya dengan hamba-Ku Musa, yang setia di seluruh rumah-Ku. 8Dengan Musa Aku berbicara berhadap-hadapan, terus terang, bukan dalam teka-teki. Dan ia telah melihat rupa Tuhan. Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap hamba-Ku Musa?” 9Sebab itu bangkitlah murka Tuhan terhadap mereka. Tuhan meninggalkan tempat itu, 10dan tiang awan naik dari atas kemah. Pada saat itu Miryam tampak kena penyakit kusta, kulitnya menjadi putih seperti salju. Ketika Harun menoleh kepadanya, tampaklah olehnya bahwa Miryam telah terkena kusta.
11Harun lalu berkata kepada Musa, “Ah Tuanku, janganlah kiranya dosa ini ditimpakan kepada kami. Dalam kebodohan kami telah berbuat demikian. 12Janganlah kiranya Miryam ini dibiarkan sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan sudah setengah busuk dagingnya.” 13Lalu berserulah Musa kepada Tuhan, “Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
Maka Engkau adil bila menghukum aku, dan tepatlah penghukuman-Mu. Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baruilah semangat yang teguh dalam batinku.
S : Rabi, Engkau Anak Allah, Engkaulah raja Israel. Alleluya
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:22-36)
Sekali peristiwa, setelah mengenyangkan orang banyak dengan roti, 22Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara la menyuruh orang banyak pulang. 23Dan setelah orang banyak itu disuruh pergi, Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, la seorang diri di situ. 24Perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. 25Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 26Melihat Dia berjalan di atas air, para murid terkejut dan berseru, “Itu hantu!”, dan mereka berteriak ketakutan. 27Tetapi Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya, “Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!”
28Lalu Petrus berseru, “Tuhan, jika benar Tuhan sendiri, suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air.” 29Kata Yesus, “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 30Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin kencang, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, “Tuhan, tolonglah aku!” 31Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata, “Orang yang kurang percaya! Mengapa engkau bimbang?” 32Keduanya lalu naik ke perahu dan redalah angin. 33Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, “Sungguh, Engkau Anak Allah.”
34Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. 35Begitu Yesus dikenal oleh orang-orang setempat, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah. Maka semua orang sakit dibawa kepada-Nya. 36Mereka memohon, supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah Dia menjadi sembuh.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Hari ini kita merenungkan tentang soal membasuh tangan sebelum makan. Pertanyaan dasarnya adalah apakah tidak mencuci tangan sebelum makan merupakan tindakan yang melanggar Hukum Taurat?
Menurut orang Farisi dan ahli Taurat perbuatan itu melanggar Hukum Taurat (ay.2), tetapi tidak demikian menurut Tuhan Yesus. Setidaknya ada dua (2) alasan,
Pertama, Yesus sungguh tahu praktek kemunafikan orang-orang Farisi dan Ahli Taurat. Mereka melakukan adat istiadat Yaudi tetapi hatinya jauh dari kasih. Mereka membersihkan luarannya tetapi membiarkan hatinya penuh dengan kedengkian dan kesombongan.
Kedua, sebenarnya makan dengan tangan yang belum dicuci tidak melanggar Hukum Taurat. Inti Hukum Taurat bukan terletak pada peraturan-peraturan jasmani melainkan terletak di hati.
Hati yang tulus, bersih akan menghasilkan perbuatan baik, bukan sebaliknya. Oleh karena itu, Yesus mengecam tradisi yang hanya mementingkan tindakan lahiriah, tetapi mengabaikan yang Tuhan kehendaki.
Pelita sabda hari ini sejatinya mengingatkan kita agar tidak mudah jatuh ke dalam dosa kemunafikan. Orang-orang Farisi seolah-olah tampil saleh dan setia kepada Tuhan dengan menjalankan tata peraturan agama, tetapi telah melanggar perintah Tuhan lainnya yang lebih penting untuk dilakukan.
Semoga kita menjauhi sikap para Farisi karena Tuhan melihat yang ada di dalam hati. Kita bersihkan benih-benih Farisi di dalam diri dan memurnikan hati nurani dengan hidup tulus hati.
Bapa yang Maharahim, Engkau telah memberi teladan yang nyata lewat perbuatan yang dapat meringankan beban hidup banyak orang. Bantulah kami agar dalam kesulitan hidup ini kami berani mempercayakan diri pada pertolongan dan kerahiman-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.